Bertanya
Sebuah keresahan muncul di kepalaku. Keresahan ini akan menjadi sangat sensitif jika aku ungkapkan ke orang-orang di sekitarku. Aku memutuskan untuk menanyakannya langsung kepada Tuhan.
Dengan kesadaran yang sangat rendah dan pengetahuan spritual yang tidak seberapa, aku mengajukan pertanyaan pada Tuhan. Pertanyaan yang akan dianggap remeh di masyarakat, karena mereka takut “keimanan” mereka akan goyah. Tapi tidak, ini adalah hal yang serius.
Kita berhak bertanya
Kita diberi akal untuk berpikir
Apakah kalian pernah mendengar cerita tentang seseorang yang meminta kepada Tuhan dengan bersungguh-sungguh? Atau, ketika seseorang berserah kepada Tuhan atas apa yang telah dia usahakan dengan sangat keras?
Kita pernah mendengar cerita semacam itu, bahkan pernah mengalaminya. Kita pernah meminta hal besar atau bahkan hal remeh, tapi Tuhan mengabulkannya sesuai kebutuhan kita, dengan sangat mudah.
Dari kejadian-kejadian semacam itu, aku menyadari bahwa komunikasi kita kepada Tuhan bersifat personal. Langsung tersampaikan, tanpa perantara. Doa kita, tangisan kita, permohonan kita, suara hati kita, isi pikiran kita, semua langsung “didengar” oleh Tuhan.
Dari pembelajaran, aku semakin sadar bahwa Tuhan jauh lebih besar dari segala apa yang bisa kita bayangkan. Tuhan akan selalu memberikan cinta kasihNya pada semua ciptaanNya. Tanpa terkecuali.
Tuhan marah. Tuhan cemburu. Tuhan kesal.
Apakah padanan kata itu tepat?
Tidak
Karena sifat negatif manusia tidak padan dengan Tuhan
Tuhan penuh dengan cinta kasih
Ingat, kita semua bersumber dari Tuhan
Lakukan perjalanan dan pembelajaran
Tuhan selalu bersamamu
Mulai kembali pembicaraan yang personal itu